Tim dari RS. Dian Harapan ketika melakukan operasi katarak pada salah satu pasien.  ©ICRC/Sonny Nomer

Tim dari RS. Dian Harapan ketika melakukan operasi katarak pada salah satu pasien.
©ICRC/Sonny Nomer

Jumlah penderita buta katarak di Indonesia tertinggi kedua di Asia Tenggara, yakni mencapai 1,5 persen atau dua juta jiwa. Setiap tahunnya, 240.000 orang terancam mengalami kebutaan. Masyarakat Indonesia juga memiliki kecenderungan menderita katarak 15 tahun lebih cepat dibandingkan penderita di daerah tropis lainnya di mana sekitar 16 sampai 22 persen penderita katarak yang dioperasi berusia di bawah 56 tahun. Demikian data yang disampaikan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami).

Untuk menurunkan angka kebutaan tersebut, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Rumah Sakit Dian Harapan (RSDH) Papua, mengadakan Program Pelayanan Kesehatan Mata di Papua. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2006, dan ditujukan bagi masyarakat pedalaman Papua yang memiliki keterbatasan akses kesehatan secara khusus kesehatan mata.

08-12 Desember 2014 lalu, untuk ke-17 kalinya sejak tahun 2006, ICRC, PMI dan RSDH tiba di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua untuk melakukan program Pelayanan Kesehatan Mata kembali. “Ini merupakan pertama kalinya Karubaga mendapatkan pemeriksaan mata dan operasi katarak gratis setelah dimulainya pelayanan kesehatan mata pertama kalinya pada tahun 2006 lalu.” Kata Fransisco Nggadas, staf ICRC yang bertanggung jawab atas program ini.

Sebanyak 354 warga yang mendapatkan pemeriksaan mata, 170 kacamata baca yang dibagikan kepada warga dan 54 warga Karubaga yang menjalani operasi katarak gratis di Puskesmas Karubaga. Sebagian besar warga berusia 40-60 tahun dan mereka mulai berdatangan sejak pukul 7 pagi ditemani kerabat keluarganya. Sebelumnya mereka melakukan pemeriksaan mata terlebih dahulu. Mereka yang terdeteksi mengidap katarak, langsung menuju ruang operasi untuk menjalani operasi sekitar 15 menit lamanya.

“Kami melakukan 15-20 operasi katarak setiap harinya selama tiga hari berturut-turut kemarin.” Kata Dr. Yanuar A. SpM, Dokter mata dari RS. Dian Harapan. “Dengan berjalannya program ini, kami berharap dapat mengurangi angka kebutaan di Indonesia, daerah Papua pada khususnya.”

Katarak sudah menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Papua yang tinggal di wilayah pedalaman. Tidak ada yang bisa dicegah dari munculnya katarak, tindakan operasi adalah satu-satunya cara untuk menolong masyarakat Papua dari hilangnya penglihatan mata. Program ini diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah penderita katarak di Indonesia, dan pedalaman Papua pada khususnya.