Pesantren dan lembaga pendidikan di Indonesia menaruh porsi besar terhadap pendidikan karakter dalam membentuk kepribadian manusia. Pesan inilah yang terlihat jelas dalam “Workshop Penyisipan Modul Akhlak Kemanusiaan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)” di Kebumen, 30 September – 1 Oktober 2017. Workshop yang diselenggarakan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Jakarta dan Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen ini merupakan tindak lanjut kegiatan pelatihan Modul Akhlak Kemanusiaan untuk para dosen IAINU dan guru-guru di sekolah yang bermitra dengan IAINU.

Akhlak Kemanusiaan adalah program pendidikan tentang aturan-aturan dan prinsip-prinsip dalam Hukum Humaniter Internasional (HHI) yang ditujukan untuk generasi muda. Modul ini sengaja disusun ICRC bekerjasama dengan Pondok Pesantren Darunnajah dan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun 2015 untuk menguatkan pemahaman tentang HHI di kalangan generasi muda. Sebagai sebuah modul, Akhlak Kemanusiaan memiliki keunikan tersendiri karena menggunakan metode yang merangsang peserta didik untuk memainkan peran aktif dalam proses belajar. Metode inilah yang disebut dengan eksplorasi.

Peserta workshop dua hari ini adalah para dosen IAINU yang mengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf, guru-guru dari SMP, SMK/SMA Maarif di Kebumen, dan beberapa perwakilan pesantren yang pernah mengikuti pelatihan Akhlak Kemanusiaan seperti Pesantren Dayah Jeumala Amal Pidie Jaya-Aceh, Pesantren al-Istiqomah Ngatabaru-Palu, dan Pesantren Ummul Quro Bogor.

Dalam pidato pembukanya, Andrew Bartles-Smith selaku Penasihat Regional untuk Urusan Kemanusiaan ICRC Jakarta berpesan bahwa yang terpenting dari workshop ini adalah produk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada beberapa mata pelajaran dan mata kuliah yang sudah disisipkan dengan aspek-aspek dalam pembahasan Akhlak Kemanusiaan. “… dengan media RPP yang nanti dihasilkan dari acara ini, Akhlak Kemanusiaan akan diajarkan secara regular dan sistematis di sekolah-sekolah mitra, dan juga di IAINU.”

Para peserta dikelompokan sesuai dengan mata kuliah atau mata pelajaran dan pada tiap kelompok diminta untuk membuat presentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disisipkan materi Akhlak Kemanusiaan. Dengan proses diskusi demikian, semua peserta dan pengamat dari kalangan ICRC dan perwakilan dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang hadir dapat memberi masukan dan kritikan untuk meningkatan kualitas RPP.

Ahmad Nashrullah selaku Penanggung Jawab Program Akhlak Kemanusiaan ICRC Jakarta menjelaskan bahwa ada empat tantangan besar dalam proses implementasi Akhlak Kemanusiaan di sekolah-sekolah. Pertama beban kurikulum yang sudah cukup memberatkan peserta didik. Kedua, orientasi sistem pendidikan yang lebih fokus pada ujian. Ketiga, istilah-istilah dan contoh kasus yang masih asing dalam modul Akhlak Kemanusiaan. Keempat, proses adaptasi materi Akhlak Kemanusiaan sendiri ke dalam kurikulum.

Di akhir kegiatan, presentasi kelompok mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) menunjukan bahwa ada kesuaian yang genuine antara pelajaran PPKn dengan substansi yang termuat dalam 5 modul Akhlak Kemanusiaan. Dalam uraian pada acara penutupan, Rektor IAINU Dr. Imam Satibi menyampaikan bahwa Akhlak Kemanusiaan akan menjadi menjadi program unggulan di lingkungan IAINU sehingga beliau berjanji akan mengawal program ini sampai pada tahap implementasi.

Para peserta dikelompokan sesuai dengan mata kuliah atau mata pelajaran dan pada tiap kelompok diminta untuk membuat presentasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disisipkan materi Akhlak Kemanusiaan. ©ICRC

Peserta workshop dua hari ini adalah para dosen IAINU yang mengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf, guru-guru dari SMP, SMK/SMA Maarif di Kebumen, dan beberapa perwakilan pesantren yang pernah mengikuti pelatihan Akhlak Kemanusiaan seperti Pesantren Dayah Jeumala Amal Pidie Jaya-Aceh, Pesantren al-Istiqomah Ngatabaru-Palu, dan Pesantren Ummul Quro Bogor. ©ICRC