Perkembangan teknologi informasi telah membuat manusia mudah terkoneksi satu sama lain. Kejadian di satu belahan dunia bisa secara kilat sampai dan ditangkap manusia di belahan dunia lainnya. Media sosial membawanya dalam hitungan menit, bahkan detik. Ini tak hanya menyangkut kabar-kabar membahagiakan dan capaian-capaian kemanusiaan yang membanggakan, namun juga hal-hal tak menyenangkan, memiriskan, bahkan mengiris rasa kemanusiaan.

Kabar soal bencana alam maupun bencana buatan manusia dengan mudah ditransfer dari satu tempat ke tempat lain. Derita dan nestapa suatu wilayah dengan cepat menyulut empati dan emosi kawasan lainnya. Solidaritas muncul. Sebagian merasa terpanggil untuk berbuat dan meringankan beban sesama. Itu semua ikut mendorong dan melahirkan kerja-kerja kemanusiaan, baik pribadi maupun kolektif.

Namun tak semua nestapa kemanusiaan dapat diringankan oleh solidaritas dan kerja-kerja kemanusiaan. Dalam konteks tertentu, panggilan kemanusiaan dapat pula mengalami hambatan-hambatan dan tantangan-tantangan, baik internal maupun eksternal.

Aspek internal berupa nilai dan prinsip yang dianut individu maupun organisasi, kemampuan jaringan dan sumber daya, atau cakupan dan prioritas lembaga. Aspek eksternal dapat menjelma dalam bentuk hambatan prosedural dan birokrasi, etnik dan budaya setempat, bahkan politik identitas dan risiko keamanan.

ICRC sebagai lembaga kemanusiaan yang telah bekerja tak kurang dari 150 tahun di wilayah konflik—bekerja sama dengan Qureta—mengajak penulis maupun periset, akademisi maupun pekerja kemanusiaan, dan pihak-pihak yang peduli dan menaruh perhatian terhadap isu-isu kemanusiaan untuk berlomba dalam memotret aspek-aspek penting isu kemanusiaan itu.

Tema dari Lomba ini adalah “Panggilan dan Tantangan Kerja-kerja Kemanusiaan”. Sementara topik-topik yang dapat dipotret adalah sebagai berikut:

  1. Pengaruh Agama dan Budaya dalam Panggilan Kemanusiaan.
  2. Keragaman Prinsip dan Nilai-Nilai Organisasi Kemanusiaan.
  3. Peran Positif atau Negatif Agama/Agamawan dalam Konflik dan Krisis Kemanusiaan.
  4. Kisah-Kisah Inspiratif Pekerja Kemanusiaan.
  5. Analisis Situasi Kelompok Rentan dalam Konflik atau Bencana.
  6. Nestapa Kemanusiaan dalam Konflik Berkepanjangan.
  7. Tanggapan Lokal terhadap Lembaga Kemanusiaan Nasional/Internasional.

Ketentuan dan Panduan

  • Peserta diwajibkan memiliki akun di Qureta dan mengirim tulisannya lewat link ini.
  • Sebelum  mengirimkan naskah, silakan baca aturan penulisan ini.
  • Tulisan adalah asli karya sendiri dan belum pernah diterbitkan di media mana pun dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain.
  • Panjang tulisan berkisar antara 1000 hingga 2500 kata.
  • Boleh mengirim lebih dari satu tulisan. Yang akan diseleksi juri hanyalah tulisan terbaik yang dikirimkan.
  • Judul tulisan tidak boleh sama dengan tema atau topik lomba.
  • Untuk mengetahui apakah tulisan Anda sudah masuk dalam lomba, sila cek di sini.
  • Naskah yang dikirim lebih awal akan diprioritaskan dalam proses seleksi.

Jadwal Lomba

  • Lomba dimulai pada 1 September 2018 dan berakhir pada 15 Oktober 2018.
  • Nama-nama finalis akan diumumkan paling lambat dua minggu setelah lomba ditutup.
  • Malam pengumuman pemenang akan diselenggarakan pada Jumat, 9 November 2018.

Kriteria Penilaian

  • Kesesuaian dengan tema.
  • Orisinalitas alias tidak menjiplak.
  • Kualitas dan gaya bahasa.
  • Kreativitas atau cara penyajian isi tulisan.

Total hadiah adalah Rp15.000.000, yang akan dibagikan dengan komposisi berikut:

  • Juara 1: Rp5.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
  • Juara 2: Rp3.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
  • Juara 3: Rp2.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise
  • 5 finalis pilihan juri akan mendapatkan masing-masing: Rp1.000.000 + trofi + sertifikat + merchandise

Informasi lebih lanjut

  • 021-22081851 (Qureta)
  • blogs.icrc.org/Indonesia

Catatan: Jika kesulitan memahami topik-topik yang hendak ditulis, Anda dapat bertanya dengan berkirim email ke alamat berikut: nkaharudin@icrc.org atau mpido@icrc.org