Dalam  proses pengambilan keputusan atau hubungan komandan dan staf yang dilakukan oleh komandan militer dan stafnya perlu mempertimbangankan Hukum Humaniter yang berlaku dalam operasi militer yang akan dilaksanakan.

Penggunaan kekuatan senjata dalam suatu operasi militer harus mempertimbangkan kepentingan militer di satu pihak dan kepentingan kemanusiaan di lain pihak. Oleh karena itu proses pengambilan keputusan militer yang akan diambil dalam suatu operasi militer sangat penting mempertimbangkan kedua hal tersebut.

Untuk itu Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengadakan lokakarya tentang bagaimana memasukkan pertimbangan  norma-norma kemanusiaan  dalam proses pengambilan keputusan operasional yang dilakukan oleh Komandan Militer beserta para Perwira staf.

Lokakarya mengenai pertimbangan norma kemanusiaan ketika mengembangkan perintah operasi ini dilaksanakan selama dua hari (14-15/05) di Hotel Aryaduta, Jakarta. Acara ini diikuti oleh 15 orang Perwira Senior TNI.

15 Peserta diseminasi berfoto bersama dengan pembicara dan ICRC. ©ICRC

Tujuan diadakannya lokakarya ini adalah untuk membahas proses pembuatan keputusan militer dan aspek-aspek kemanusiaan yang harus dipertimbangkan di dalam proses tsb, mengidentifikasi, meningkatkan dan / atau memperkuat kompetensi para komandan militer dari para stafnya dalam menganalisis situasi operasional sesuai dengan aturan hukum humaniter yang berlaku, serta untuk membahas isu-isu lainnya yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan militer.

Pertukaran cenderamata oleh Frederic Fournier perwakilan dari ICRC. ©ICRC

Penyerahan sertifikat secara simbolis. ©ICRC

Penyematan gelang 150th Humanitarian Action secara simbolis oleh Georges Baize. ©ICRC

Georges Baize (FAS Reg Del for Armed Forces) sebagai pembicara tunggal di acara ini. ©ICRC

Ice Breaking, salah satu kegiatan yang dilakukan sebelum acara dimulai. ©ICRC

Peran aktif peserta dituntut selama diskusi kelompok, terutama dalam membahas studi kasus. ©ICRC