Lima orang wanita yang berada di pusat ortopedik ICRC di Kabul berbicara tentang tantangan khas yang biasanya dihadapi oleh wanita yang terluka akibat perang. Kami akan menurunkan tulisan dalam lima edisi untuk mengangkat kisah mereka.

 

“Sebagian tubuh saya hilang,

tapi saya memiliki diri saya seutuhnya”

Foto dan cerita: ©Nick Danziger

 

Niloufar

Basket adalah salah satu permainan yang paling banyak dimainkan di pusat ortopedi ICRC.
©Nick Danziger

Yang perlu diketahui, pemulihan bukan sekedar soal ketergantungan fisik dan ekonomi. Ini soal membantu orang mendapatkan kembali kekuatan untuk menjalani hidup mereka seutuhnya – sekalipun dengan adanya keterbatasan. Sama seperti kebanyakan penyandang cacat di seluruh Afghanistan, Niloufar yang kini berusia 19 tahun menjalani hidup selama bertahun-tahun tanpa pengobatan atas cedera tulang belakangnya akibat terkena tembakan.

“Saya sangat terkejut ketika tiba di pusat ortopedi dan menyaksikan begitu banyak penyandang cacat hidup normal! Hingga momen itu, saya merasa sangat tertekan,” kenangnya.

“Saya kini orang yang berbeda, bukan Niloufar sebelumnya. Saya bisa melakukan apa saja. Saya kuat, saya tangguh.”