Perjalanan migran bisa menjadi sangat panjang dan berbahaya. Banyak yang kehilangan barang-barang mereka selama perjalanan. Namun biasanya nomor telepon keluarga mereka tersimpan dengan baik – dengan sangat hati-hati mereka menulisnya pada selembar kertas dan dibungkus dengan plastik – jadi ketika mereka selamat sampai di tempat tujuan, para migran dapat menghubungi keluarga mereka.

ICRC, bersama-sama dengan Palang Merah Indonesia, menyediakan layanan telepon bagi para migran dari Myanmar agar mereka dapat berhubungan kembali dengan keluarga mereka dan orang-orang terkasih.

ICRC dan PMI bekerjasama menyediakan layanan telepon bagi para migran di penampungan Bayeun, Aceh Timur, Indonesia. CC BY-NC-ND / ICRC / Fitri Adi Anugrah

ICRC dan PMI bekerjasama menyediakan layanan telepon bagi para migran di penampungan Bayeun, Aceh Timur, Indonesia. CC BY-NC-ND / ICRC / Fitri Adi Anugrah

Mencari keselamatan

Migran dari Myanmar sering kali menggunakan jasa pengiriman ilegal untuk mencapai Malaysia dan membayar sejumlah uang kepada penyelundup. Alih-alih tiba di tempat tujuan, kadang kala, mereka justru terdampar di tengah laut, selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Makanan dan air bersih langka. Beberapa meninggal selama perjalanan, sedangkan lainnya terombang-ambing di tengah gelombang dan mendarat di negara asing jauh dari tujuan awal mereka. Hal ini juga baru saja terjadi di Aceh, Indonesia. Hampir 1.000 migran diselamatkan oleh nelayan setempat; sekarang tinggal di tempat penampungan sementara.

Para migran di  penampungan Bayeun, Aceh Timur, menguhubungi keluarga mereka untuk memberitahukan kepada keluarga mereka bahwa mereka masih hidup dan aman. CC BY-NC-ND / ICRC / Fitri Adi Anugrah

Para migran di penampungan Bayeun, Aceh Timur, menguhubungi keluarga mereka untuk memberitahukan kepada keluarga mereka bahwa mereka masih hidup dan aman. CC BY-NC-ND / ICRC / Fitri Adi Anugrah

Pemulihan hubungan keluarga

Layanan telepon bagi para migran artinya mereka dapat memberitahukan kepada keluarga bahwa mereka masih hidup dan aman. Layanan ini diprioritaskan bagi orang-orang yang diidentifikasi sebagai yang rentan, seperti anak-anak tanpa pendamping seperti Salam (bukan nama sebenarnya). “Sudah beberapa bulan sejak saya meninggalkan desa saya, hidup di atas kapal. Saya senang bahwa saya akhirnya dapat menghubungi keluarga saya dan memberitahu mereka bahwa saya masih hidup.”

Dalam lima hari sejak layanan Pemulihan hubungan keluarga dibuka, sudah lebih dari 200 panggilan telepon yang dilakukan, menghubungkan para migran dengan orang yang mereka cintai.