Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Kamis (23/6) mengundang para pegiat kemanusiaan, intelektual, mahasiswa dan umum dalam acara buka puasa bersama atau iftar yang diselenggarakan di Hotel Ambhara, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

ICRC telah bekerja di Indonesia selama lebih dari 70 tahun dan sejak saat itu telah menjalin banyak kerja sama dengan berbagai kelompok. Dalam lima tahun terakhir, ICRC memperluas jaringan dengan kelompok-kelompok keagamaan.

Dalam rangka merawat silaturahmi dan persahabatan antara berbagai lembaga kemanusiaan dan masyarakat sipil Indonesia, ICRC menggagas acara berbuka bersama ini. Luc Haas, Wakil Kepala Delegasi ICRC untuk Indonesia dan Timor-Leste turut hadir untuk membuka acara ini.

Luc Haas, Wakil Kepala Delegasi ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste menyampaikan pidato pembukaan. © ICRC / Ursula N. Langouran

Luc Haas, Wakil Kepala Delegasi ICRC untuk Indonesia dan Timor Leste menyampaikan pidato pembukaan. © ICRC / Ursula N. Langouran

 

Kegiatan berbuka ini juga menghadirkan Dr. Ayang Utriza Yakin, seorang doktor dalam bidang sejarah, filologi, dan hukum Islam dan merupakan tenaga pengajar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Dalam diskusi yang diarahkan oleh Novriantoni Kahar dari ICRC, Dr. Ayang menyampaikan ceramah mengenai jihad, serta bagaimana kaitan dari semangat jihad di era awal perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu peserta diskusi dalam sesi tanya-jawab. © ICRC / Ursula N. Langouran

Salah satu peserta diskusi dalam sesi tanya-jawab. © ICRC / Ursula N. Langouran

 

Agenda lain pada malam tersebut adalah peluncuran Lomba Esai Kemanusiaan, hasil kerja sama ICRC dengan Qureta. Qureta adalah sebuah platform microblogging yang digagas untuk mendorong tradisi kepenulisan di Indonesia, sebagaimana dijelaskan oleh Lutfhi Assyaukanie, pendiri Qureta, yang juga secara resmi meluncurkan lomba esai kemanusiaan dalam kesempatan kali ini.

Luthfie Assyaukani, pendiri Qureta, membuka lomba esai kemanusiaan secara resmi. © ICRC / Ursula N. Langouran

Luthfie Assyaukani, pendiri Qureta, membuka lomba esai kemanusiaan secara resmi. © ICRC / Ursula N. Langouran

 

Lomba esai sendiri, jelas Assyaukanie, dilaksanakan untuk mendorong dan memotivasi para penulis untuk menulis lebih baik lagi. Sejak kompetisi ini diumumkan akhir Mei 2016 lalu, terhitung sudah 59 peserta yang mendaftar dan mengirimkan hasil tulisannya.

Bagi yang tertarik untuk mengikuti Lomba Esai Kemanusiaan, silakan masuk ke tautan ini.