Beijing / Jenewa (ICRC) – Lebih dari 60 mahasiswa fakultas hukum yang mewakili 20 universitas dari kawasan Asia dan Pasifik akan ambil bagian dalam Kompetisi Pengadilan Semu Hukum Humaniter Internasional Palang Merah (Red Cross International Humanitarian Law Moot-Court Competition) ke-10 di Hong Kong pada tanggal 8-10 Maret mendatang. Masing-masing tim akan bersaing untuk menjadi juara, yang tahun lalu diraih oleh Victoria University of Wellington dari Selandia Baru.

Tahun ini, untuk pertama kalinya, kompetisi tersebut akan dihadirkan secara live di social media, dalam beberapa bahasa. “Di kawasan ini, semua orang terhubung melalui Facebook, Twitter, atau Weibo (Twitter versi China),” kata David-Pierre Marquet, Koordinator Komunikasi Kantor Delegasi Regional Komite Internasional Palang Merah (ICRC) di Beijing. “Audiens tidak hanya bisa mengikuti perdebatan secara live dalam Bahasa Mandarin, Thai, Indonesia, Jepang dan Inggris, tetapi juga bisa mengajukan pertanyaan dan berinteraksi dengan audiens lain dari berbagai belahan dunia.”

Tim dari Indonesia, Jepang, Australia, Thailand, Cina dan lain-lain akan diuji pengetahuannya tentang Hukum Humaniter Internasional (HHI) oleh panel hakim, pengacara dan pakar hukum lainnya. “Selama tiga hari yang intensif, calon-calon pengacara muda tersebut akan bekerja keras menguliti kasus-kasus sulit yang berasal dari realitas perang dan konflik-konflik lain,” kata Richard Desgagné, penasihat hukum regional ICRC untuk Asia Timur dan Asia Tenggara. Hanya tim terbaik yang akan membawa pulang salah satu trofi kejuaraan paling bergengsi di kawasan ini.

“Kompetisi Edisi ke-10 ini merupakan tonggak yang sangat penting bagi Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,” kata Alain Aeschlimann, Direktur Operasional ICRC untuk Asia Timur, Asia Tenggara dan Pasifik. “Kompetisi ini bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan tentang hukum humaniter internasional di kawasan ini dan sekitarnya, dan ulang tahun yang ke-10 ini menandai minat yang tetap stabil terhadap topik tersebut.” Tahun ini, untuk pertama kalinya, akan turut bergabung tim dari Vietnam dan Iran.

“Ini bukan sekedar ajang promosi,” kata Desgagné lebih lanjut. “Sebagian besar peserta tidak pernah mengalami sendiri situasi perang. Pengadilan semu akan menunjukkan bagaimana HHI, yang erat terkait dengan bagaimana perang yang dilakukan, dapat menjamin penghormatan terhadap kehidupan dan martabat manusia. Sesi ini juga mengilustrasikan bagaimana HHI diimplementasikan dalam tindakan.”

ICRC menyelenggarakan kompetisi tingkat Asia-Pasifik ini melalui kerjasama dengan Palang Merah Hong Kong sejak tahun 2005 lalu. ICRC juga berperan aktif dalam 10 kompetisi sejenis di tingkat nasional di Kawasan Asia Pasifik.

Salah satu peserta dari team Beijing melakukan persiapan sebelum memulai putaran nasional kompetisi Moot Court HHI

Salah satu team dari Indonesia berdoa sebelum memulai putaran nasional kompetisi Moot Court HHI.

Menghilangkan ketegangan yang dilakukan oleh tim dari Philippine dengan cara berpose ala bajak laut pada saat putaran nasional kompetisi Moot Court HHI

Suasana ruang sidang pada putaran nasional kompetisi Moot Court HHI di Taiwan

Penyerahan piala kepada pemenang putaran nasional tim Jepang