Abstrak
Seraya memperkenalkan bagian terbaru, yakni ‘debat’, Review berharap bisa berkontribusi pada refleksi tentang kontroversi yang bersifat etika, hukum, atau praktik sekarang ini seputar isu-isu kemanusiaan. Bagian ini akan membawa pembaca pada argumen-argumen pokok tentang masalah kontemporer khusus terkait hukum humaniter internasional atau aksi kemanusiaan.

Untuk debat pertama ini, Review meminta dua anggota Dewan Editorial, Profesor Marco Sassòli dan Profesor Yuval Shany, untuk berdebat tentang topik kesetaraan negara dan kelompok-kelompok bersenjata menurut hukum humaniter internasional. Profesor René Provost memberikan komentar tentang perdebatan ini, dengan menambahkan dimensi ketiga pada diskusi ini.

Pertanyaan pentingnya adalah apakah realistis untuk menerapkan rezim hukum sekarang ini pada kelompok-kelompok bersenjata non-negara? Bagaimana bisa kelompok bersenjata, yang kadang-kadang memiliki peralatan yang sangat terbatas dan tingkat pengorganisasian yang rendah, memenuhi kewajiban yang sama seperti negara? Apa insentif bagi kelompok-kelompok bersenjata untuk menghormati aturan-aturan yang telah diberlakukan oleh lawan mereka? Mengapa mereka harus menghormati aturan-aturan manakala faktanya mengangkat senjata melawan negara saja sudah membuat mereka menjadi ‘penjahat’?

Semua peserta dalam diskusi ini berbagi aspirasi untuk memastikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi semua orang yang terkena dampak konflik bersenjata. Profesor Sassòli dan Profesor Shany telah bersepakat untuk mengemukakan dua pendapat bertentangan yang ‘radikal’, Profesor Sassòli berpendapat bahwa kesetaraan harus dipertimbangkan kembali dan digantikan dengan skala geser kewajiban-kewajiban, dan Profesor Shany menyanggah pernyataan ini. Profesor Provost kemudian merefleksikan pendapat-pendapat yang diajukan oleh kedua peserta debat ini dan mengajak kita untuk meninjau kembali gagasan sejati tentang kesetaraan pihak bertikai.

Kedua pendebat telah menyederhanakan alasan hukum yang kompleks mereka demi kejelasan dan keringkasan. Pembaca Review harus mengingat bahwa posisi hukum para pendebat sebenarnya lebih berbeda daripada posisi yang mungkin muncul dalam perdebatan ini.

Tentang Penulis
Marco Sasso`li adalah Direktur Departemen Hukum Internasional dan Organisasi Internasional dan Profesor Hukum Internasional di Universitas Jenewa, dan profesor di Universite Laval dan University of Quebec di Montreal, Kanada; dia juga anggota Dewan Editor International Review of the Red Cross.

Yuval Shany adalah Ketua Hersch Lauterpacht untuk Hukum Internasional Publik di Fakultas Hukum, Hebrew University di Yerusalem. Dia juga anggota Dewan Redaksi International Review of the Red Cross.

File PDF untuk artikel ini dapat [unduh disini], sedangkan apabila Anda membutuhkannya dalam bentuk cetakan, silahkan pesan ke ICRC melalui email ke dja_djakarta@icrc.org atau mention kami melalui twitter @ICRC_id.