Dr. Yanuar A. SpM, Dokter mata dari RS. Dian Harapan, menyatakan bahwa angka kebutaan di Indonesia masih tinggi, mencapai 0,76% dari jumlah penduduk, untuk mengentaskan angka kebutaan tersebut, Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Palang Merah Indonesia (PMI), RS. Dian Harapan Jayapura (RSDH) serta Pemerintah Daerah (Pemda) Tolikara berkerjasama mengadakan Program Pelayanan Kesehatan Mata di Papua.

“Angka kebutaan yang disebabkan oleh katarak, bertambah setiap tahunnya. Apalagi dengan bertambahnya usia harapan hidup.” Kata Dr. Decky, Dokter mata dari Wamena. “Seperti kita semua tahu, bahwa faktor utama dari penderita katarak adalah usia, dan ini merupakan tanggung jawab kami para dokter mata Indonesia untuk menurunkan tingkat kebutaan.”

(ki-ka): Dr. Yanuar A. SpM, dan Dr. Decky, Dokter mata yang membantu ICRC dan PMI untuk melakukan pemeriksaan mata di Karubaga, Tolikara.  ©ICRC/Mia Pitria

(ki-ka): Dr. Yanuar A. SpM, dan Dr. Decky, Dokter mata yang membantu ICRC dan PMI untuk melakukan pemeriksaan mata di Karubaga, Tolikara.
©ICRC/Mia Pitria

14-18 September lalu, untuk ke-18 kalinya, ICRC, PMI dan RSDH melakukan program Pelayanan Kesehatan Mata kembali. Program ini telah berlangsung sejak tahun 2006, dan ditujukan bagi masyarakat pedalaman Papua yang memiliki keterbatasan akses kesehatan secara khusus kesehatan mata.

Sebanyak 356 warga yang mendapatkan pemeriksaan mata, 189 kacamata baca yang dibagikan kepada warga dan 79 warga Karubaga yang menjalani operasi katarak gratis di Rumah Sakit Karubaga. Sebagian besar warga berusia 40-60 tahun dan mereka mulai berdatangan sejak pukul 7 pagi ditemani kerabat keluarganya. Sebelumnya mereka melakukan pemeriksaan mata terlebih dahulu. Mereka yang terdeteksi mengidap katarak, langsung menuju ruang operasi untuk menjalani operasi sekitar 15 menit lamanya.

Katarak sudah menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat Papua yang tinggal di wilayah pedalaman. Tidak ada yang bisa dicegah dari munculnya katarak, tindakan operasi adalah satu-satunya cara untuk menolong masyarakat Papua dari hilangnya penglihatan mata. Program ini diharapkan menjadi solusi untuk mengurangi jumlah penderita katarak di Indonesia, dan pedalaman Papua pada khususnya.